CARE Indonesia bersama Relawan untuk Orang dan Alam (ROA) Provinsi Sulawesi Tengah, bekerjasama membantu kebutuhan pangan penyintas bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, di masa adanya penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19).
“Kita ketahui bersama bahwa penyintas seperti mendapat ujian hidup yang beruntun, setelah melewati gempa bumi berkekuatan 7,4 SR tahun 2018, belum hilang di ingatan mereka kini kembali diperhadapkan dengan bencana non alam pandemi COVID-19 yang tidak sedikit membuat warga penyintas kehilangan pekerjaan,” ucap Pengurus ROA Sulteng, Yusman, di Palu, Jumat.
Yusman menyebut, bantuan kebutuhan pangan untuk penyintas bencana gempa, tsunami dan likuefaksi difokuskan kepada penyintas yang saat ini berada di lokasi pengungsian hunian sementara (huntara) di enam kecamatan di Palu.
“Iya, bantuan ini fokusnya pada penyintas di enam kecamatan meliputi Matikulore, Palu Utara, Palu Barat, Ulujadi, Tatanga dan Palu Selatan,” ungkap Yusman.
Bantuan kebutuhan pangan hasil kerjasama CARE Indonesia dan ROA Sulteng telah didistribusikan kepada penyintas bencana 28 September 2018, pada tanggal 14 Oktober 2019.
Ia menguraikan, terkait penentuan penerima manfaat, tim mendatangi huntara-huntara dan melakukan penelitian lapangan terlebih dahulu, guna mendapatkan informasi dan data calon penerima untuk didiskusikan.
“Dari situ tim melakukan evaluasi untuk menentukan kebutuhan apa saja yang mendesak oleh penyintas bencana di pandemi COVID-19 ini,” sebutnya.
Berdasarkan penelitian lapangan oleh ROA dan CARE Indonesia, kata dia, penyintas bencana 28 September 2018 turut menjadi terdampak atas adanya penyebaran virus corona jenis baru itu.
Atas kondisi itu, sebut Yusman, ROA dan CARE Indonesia melakukan kegiatan sosial untuk membantu kebutuhan pangan penyintas.
“Respon ini telah melewati beberapa tracking dan evaluasi data penerima, sehingga dalam penentuannya memang mereka yang benar-benar membutuhkan. Meskipun kita tau bahwa dalam pandemi ini dirasakan semua kalangan, tapi dalam prosesnya kami memprioritaskan kelompok rentan sebagai penerima manfaatnya,” ungkap dia.
Ia menguraikan, terdapat 20 huntara yang tersebar di masing-masing kecamatan menjadi wilayah intervensi dengan total penerima manfaat sebanyak 1257 KK.
Dia menerangkan, metode yang gunakan untuk distribusi ialah membuat kemitraan dengan kios-kios yang berada di sekitar huntara, dengan membagikan voucher kepada penerima sebagai bukti untuk mengambil paket yang ada di kios-kios tersebut.
Terdapat 12 kios yang terlibat bekerjasama demi kemudahan penyintas dalam memperoleh bantuan. Metode ini juga bermanfaat untuk kedua belah pihak, selain penyintas juga mendukung UKM kecil yang berada di sekitar huntara tentunya. Paket yang didistribusi berupa lima jenis yaitu beras 10 Kg, minyak goreng 2 liter, telur 30 butir, gula merah 1 kg, kacang hijau 1 liter untuk setiap penyintas,” urai Yusman.
Berkaitan dengan bantuan tersebut, salah satu penyintas yang menjadi penerima manfaat, Aladin mengatakan bantuan pangan ini sangat membantu disaat pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
“Karena kesulitan lapangan pekerjaan apalagi kami korban bencana yang sudah dua kali tertimpa musibah, kami sangat berterima kasih sekali kepada pihak CARE Indonesia dan ROA Sulteng yang telah membantu kami,” ungkap Aladin