Palu – Relawan Orang dan Alam (ROA) Kota Palu memperingati Hari Bumi 22 April 2017 dengan mencanangkan program pembentukkan daerah perlindungan laut (DPL) berbasis masyarakat untuk menjaga dan memperbaiki keanekaragaman hayati pesisir dan laut.
Ketua ROA Palu Mohammad Subarkah mengemukakan di Palu, Minggu, (DPL) adalah suatu kawasan laut yang terdiri atas berbagai habitat, seperti terumbu karang, lamun, dan hutan bakau, baik sebagian atau seluruhnya, yang dikelola dengan tujuan melindungi keunikan, keindahan, dan produktivitas atau rehabilitasi suatu kawasan atau kedua-duanya.
DPL penting bagi masyarakat setempat sebagai salah satu cara meningkatkan produksi perikanan khususnya terkait terumbu karang, memperoleh pendapatan tambahan melalui kegiatan penyelaman wisata bahari, dan pemberdayaan pada masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan sumberdaya mereka.
DPL, kata Subarkah, juga dapat meminimalisasi berbagai masalah lingkungan yang terjadi di wilayah pesisir seperti pencemaran lingkungan, penangkapan ikan tidak ramah lingkungan, pengambilan terumbu karang, atau berbagai bentuk degradasi habitat pesisir lainnya.
Ini memerlukan tindakan-tindakan pemulihan dan pencegahan agar tidak berdampak pada menurunnya produksi perikanan secara langsung atau tidak langsung serta menjaga kelangsungan sumber daya perikanan secara optimal dan berkelanjutan.
“Program ini harus mencakup mekanisme yang menjamin adanya keikutsertaan masyarakat secara tepat dan efektif dalam pengambilan keputusan pengelolaan pesisir, sehingga kerja sama pengelolaan sumberdaya pesisir dapat tercapai secara efektif,` ujarnya,
Menurut dia sebagai suatu bagian dari langkah-langkah pengelolaan dan perlindungan sumber daya laut, pengembangan dan pengelolaan DPL sebaiknya disesuaikan dengan potensi sumber daya lokal dan ramah lingkungan dengan mendorong Keterlibatan aktif masyarakat secara luas merupakan inti penting dalam sistem pengelolaan dalam sumber daya laut.
“Dengan demikian, masyarakat yang kehidupannya tergantung dengan sumber daya laut perlu terlibat aktif baik pada level perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasannya,” pinta Subarkah.
ROA pada 2017 tengah mendorong upaya pembentukkan daerah perlindungan laut bersama-sama masyarakat di wilayah Kabupaten Banggai dan melakukan berbagai kegiatan untuk mengampanyekan penyelamatan lingkungan dan pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan dan lestari.
Ia berharap momentum peringatan hari bumi 2017 membangkitkan kesadaran kolektif masyarakat untuk berbuat baik dan bijak dalam mengelola sumberdaya alam secara keberlanjutan dengan tetap memperhatikan keseimbangan alam dan lingkungan.
#Memperkuat aksi berbasis masyarakat untuk melindungi spesies dan kawasan laut,
#Burung Indonesia – Relawan untuk Orang dan Alam,
#CEPF