PALU-Membangun dan mengelola suatu usaha bukanlah perkara mudah, apalagi ketika usaha yang dibangun berbasis hasil hutan bukan kayu pada level komunitas di pedesaan, pengembangan usaha butuh kesiapan sumberdaya manusia.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Non Timber Forest Product Exchange Programme (NTFP-EP) Indonesia Jusupta Tarigan, Kamis (10/8) ketika memberikan pelatihan kewirausahaan bagi komunitas berbasis hasil hutan bukan kaya (HHBK) di Lanskap Lariang di Hotel Best Western Palu.
“Walau usaha yang dibangun dan dikelola berbahan baku hasil aktivitas mata pencaharian utama masyarakat, namun keberhasilan dan keberlanjutan usaha yang dibangun sangat ditentukan oleh visi dan kemampuan manajerial dan teknis pelakunya dalam mengelola asset atau modal alam, sosial, fisik, keuangan dan manusia,”Ujarnya.
Ia menjelaskan dalam upaya mempersiapkan calon wirausaha pada tingkat masyarakat yang berbasis hasil hutan bukan kayu di lanskap Lariang, Sulawesi Tengah, NTFP-EP Indonesia bekerjasama dengan mitra Green Livelihood Alliance (GLA) memfasilitasi pelatihan persiapan membangun usaha berbasis HHBK agar masyarakat mengenal, memahami dan mampu melakukan analisis pasokan bahan baku, rantai nilai dan pasar.
“Pelatihan yang melibatkan 20 petani dari lanskap Lariang Ini akan menggunakan pendekatan Community Livelihood Assesment and Product Scanning (CLAPS) dan dikombinasikan dengan metode lainnya,”Sebutnya.
Menurut Jusupta Tarigan, tidak dapat dimungkiri, bekal pengetahuan dan keterampilan menganalisis pasokan bahan baku, ratani nilai dan pasar belumlah cukup untuk menjadi bekal bagi masyarakat untuk membangun dan mengelola usaha. Pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan analisis SWOT, analisis biaya-manfaat, dan mengembangkan strategi pemasaran dan penjualan juga sangat penting untuk dibekali.
“NTFP-EP Indonesia dan mitra GLA di lanskap Lariang yang mencakup Kecamatan Kulawi, Kecamatan Kulawi Selatan di Kabupaten Sigi dan Kecamatan Lore Barat, Lore Utara dan Lore Peore di Kabupaten Poso Kecamatan memandang penting untuk memfasilitasi pelatihan lanjutan bagi 20 peserta yang akan membangun dan mengelola usaha komunitas berbais HHBK’Ungkapnya
Serlyn salah seorang peserta pelatihan menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan itu dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang akan membangun dan mengelola usaha komunitas berbasis HHBK.“Kami dilatih untuk mampu menggunakan alat untuk mengumpulkan data dan informasi guna menganalisis seperti analisis manfaat-biaya, strategi pemasaran dan penjualan,”ujarnya.
# Inclusive and Sustainable Lariang landscape, Central Sulawesi
# Perbaikan Tata Kelola Sumber Daya Hutan yang inklusif dan berkelanjutan melalui Penguatan Kapasitas Masyarakat dan Kolaborasi Para pihak di bentang alam Lariang – Sulawesi Tengah
#Non Timber Forest Product -Exchange Program Indonesia – Relawan untuk Orang dan Alam
#NTFP-EP Indonesia – ROA
#Green Livelihood Alliance (GLA)